AGROWIRA

Loading

Blog

AGROWIRA SmartDrip -- Solusi Irigasi Hemat Air

Peningkatan Pertanian Melalui Irigasi Tetes: Agrowira SmartDrip Solution

Irigasi tetes adalah teknik irigasi yang semakin mendapatkan popularitas di sektor pertanian Indonesia. Metode ini menawarkan sejumlah keuntungan yang signifikan, namun juga memiliki beberapa tantangan yang perlu diatasi. Agrowira SmartDrip Solution adalah penyedia jasa irigasi pertanian yang siap memberikan solusi cerdas untuk memaksimalkan manfaat dari irigasi tetes. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi keuntungan, kerugian, dan solusi yang dapat ditawarkan oleh Agrowira dalam menerapkan irigasi tetes di pertanian Indonesia.

Keuntungan Irigasi Tetes

1. Hemat Air

Salah satu keuntungan utama irigasi tetes adalah penggunaan air yang lebih efisien. Di Indonesia, dengan masalah kekurangan air yang semakin mendesak, hemat air adalah aspek kunci. Irigasi tetes dapat mengurangi pemborosan air hingga 30-50% dibandingkan dengan metode irigasi konvensional.

2. Peningkatan Produktivitas

Dengan kemampuan untuk mengatur pasokan air dan nutrisi secara akurat, irigasi tetes dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Hal ini sangat penting dalam mendukung pertanian yang berkelanjutan dan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus tumbuh di Indonesia.

3. Konservasi Tanah

Irigasi tetes mengurangi risiko erosi tanah dan kerusakan yang disebabkan oleh aliran air berlebih. Tanah yang sehat dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan meminimalkan dampak negatif pada lingkungan.

4. Keseragaman Irigasi

Metode irigasi tetes memastikan irigasi yang merata di seluruh lahan tanpa peduli pada topografi atau kemiringan lahan. Ini dapat meningkatkan kualitas panen dan mengurangi risiko kekurangan air.

Kerugian Irigasi Tetes

1. Investasi Awal yang Tinggi

Pemasangan sistem irigasi tetes memerlukan investasi awal yang signifikan dalam peralatan dan infrastruktur. Hal ini bisa menjadi hambatan bagi petani dengan sumber daya terbatas.

2. Pemeliharaan yang Intensif

Sistem irigasi tetes memerlukan pemeliharaan yang lebih intensif daripada metode irigasi konvensional. Lubang tetes harus terus dibersihkan untuk mencegah penyumbatan.

3. Keterbatasan Pupuk Padat

Pupuk padat atau granular mungkin tidak dapat digunakan secara efektif dalam sistem irigasi tetes karena dapat menyumbat lubang tetes. Ini bisa membatasi pilihan nutrisi yang dapat digunakan.

4. Ketergantungan pada Listrik

Beberapa sistem irigasi tetes memerlukan listrik untuk menggerakkan pompa dan kontrol. Gangguan pasokan listrik dapat mengganggu sistem irigasi.

Solusi yang Ditawarkan oleh Agrowira SmartDrip Solution

Agrowira adalah penyedia jasa irigasi pertanian yang menawarkan solusi cerdas untuk mengatasi tantangan yang mungkin dihadapi oleh petani Indonesia. Berikut adalah beberapa solusi yang ditawarkan oleh Agrowira SmartDrip Solution:

1. Konsultasi dan Perencanaan

Agrowira bekerja sama dengan petani untuk merencanakan sistem irigasi tetes yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran mereka. Ini termasuk pemilihan peralatan yang paling cocok dan perencanaan penempatan lubang tetes.

2. Pemeliharaan Rutin

Agrowira menawarkan layanan pemeliharaan rutin untuk memastikan sistem irigasi tetes berjalan dengan baik. Hal ini meliputi pembersihan lubang tetes, penggantian komponen yang rusak, dan pemantauan kinerja sistem.

3. Pupuk Cair Berkualitas Tinggi

Agrowira menyediakan pupuk cair berkualitas tinggi yang kompatibel dengan sistem irigasi tetes. Ini membantu mengatasi masalah penyumbatan dan memastikan nutrisi tersedia dengan baik untuk tanaman.

4. Energi Alternatif

Agrowira dapat membantu petani dengan opsi energi alternatif, seperti panel surya, untuk mengatasi ketergantungan pada listrik grid dan meminimalkan gangguan.

Dengan menggunakan jasa Agrowira SmartDrip Solution, petani di Indonesia dapat memanfaatkan potensi irigasi tetes sambil mengatasi kendala yang mungkin timbul. Dengan perencanaan yang baik, pemeliharaan yang berkala, dan penggunaan pupuk berkualitas tinggi, irigasi tetes dapat menjadi kunci sukses dalam pertanian berkelanjutan di Indonesia. Agrowira berkomitmen untuk memberikan solusi yang terbaik bagi petani, mengoptimalkan hasil panen dan mendukung ketahanan pangan di negara ini.

Peternakan Sapi yang meningkat karena kebutuhan pangan di Pedesaan adalah penyebab utama emisi gas rumah kaca

Bukan Emisi Gas Industri, Ternyata “Kentut Sapi” Adalah Kontributor Utama Meningkatnya Gas Rumah Kaca

Sobat Agrowira, selama ini ilmuwan dan pemerhati lingkungan hidup sepakat bahwa meningkatnya emisi karbon ke atmosfer yang menjadi kontributor utama pemanasan global (global warming) adalah bersumber dari emisi gas karbon pembakaran bahan bakar fosil yang berupa gas, minyak bumi, dan batubara di berbagai sektor industri, transportasi dan pertambangan selain itu juga berasal dari kegiatan pembabatan hutan (deforestasi) untuk kepentingan budidaya kelapa sawit, industri bahan baku kayu dan turunannya seperti pembuatan kertas, material bangunan dan mebel, serta kegiatan penangkapan ikan dan perusakan habitat karang laut.

Namun data penelitian terbaru telah mengungkapkan bahwa kegiatan peternakan adalah kontributor utama pemanasan global yang selama ini disembunyikan dan tidak diperhatikan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Kip Andersen & Keegan Kuhn, aktivis lingkungan hidup di Amerika Serikat. Menurut Kip Andersen dalam kampanye lingkungan hidupnya berjudul Cowspiracy pada 2014, data penelitian dari U.S Energy Information Administration (EIA) mengungkapkan bahwa:

Aktivitas peternakan bertanggung jawab atas 65% dari seluruh emisi gas dinitrogen oksida (NO2) yang disebabkan oleh manusia – gas rumah kaca dengan potensi pemanasan global 296 kali lebih besar dibandingkan karbon dioksida (CO2), dan bertahan di atmosfer selama 150 tahun.

Pernyataan ini juga telah didukung oleh laporan FAO terkait dampak aktivitas peternakan intensif yang dilakukan diberbagai negara di dunia (Baca laporan lengkap FAO)

Grafik Trend Peningkatan emisi gas NO2 dari tahun 1990 – 2009 (Sumber: U.S EIA)

Lebih lanjut mengenai emisi gas rumah kaca (GRK) dari golongan gas NO2 ini FAO memberikan keterangan kunci dan temuan terkait emisi gas rumah kaca dari aktivitas peternakan yang dirangkum sebagai berikut:

  • Total emisi dari peternakan global: 7,1 Gigaton setara CO2 per tahun, mewakili 14,5 persen dari seluruh emisi GRK (Gas Rumah Kaca) antropogenik. Angka ini sejalan dengan penilaian FAO sebelumnya, Livestock’s Long Shadow, yang diterbitkan pada tahun 2006, meskipun penilaian ini didasarkan pada analisis yang jauh lebih rinci dan kumpulan data yang lebih baik. Kedua angka tersebut tidak dapat dibandingkan secara akurat karena periode referensi dan sumbernya berbeda.
  • Sapi (yang dipelihara untuk diambil dagingnya dan susunya, serta untuk hasil yang tidak dapat dimakan seperti pupuk kandang dan tenaga angin) adalah spesies hewan yang paling banyak menghasilkan emisi, mewakili sekitar 65% emisi sektor peternakan.
  • Dari segi aktivitas, produksi dan pengolahan pakan (termasuk perubahan penggunaan lahan) dan fermentasi enterik dari hewan ruminansia merupakan dua sumber utama emisi, masing-masing mewakili 45 dan 39 persen dari total emisi. Penyimpanan dan pengolahan kotoran mewakili 10 persen. Sisanya berasal dari pengolahan dan pengangkutan produk hewani.
  • Di seluruh aktivitas dan spesies, konsumsi bahan bakar fosil di sepanjang rantai pasokan menyumbang sekitar 20 persen emisi sektor peternakan.
  • Berdasarkan komoditas, daging sapi dan susu sapi merupakan penyumbang emisi terbanyak, masing-masing menyumbang 41 persen dan 20 persen dari keseluruhan keluaran GRK sektor ini. (Angka ini tidak termasuk emisi dari kotoran sapi dan sapi yang digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik).
  • Diikuti oleh daging babi (9 persen emisi), susu dan daging kerbau (8 persen), daging ayam dan telur (8 persen), serta susu dan daging ruminansia kecil (6 persen). Emisi yang tersisa berasal dari spesies unggas lain dan produk yang tidak dapat dimakan.
  • Intensitas emisi (yaitu emisi per unit produk) bervariasi dari satu komoditas ke komoditas lainnya. Kandungan tertinggi terdapat pada daging sapi (hampir 300 kg CO2-eq per kilogram protein yang dihasilkan), diikuti oleh daging dan susu dari ruminansia kecil (masing-masing 165 dan 112kg CO2-eq.kg). Susu sapi, produk ayam, dan daging babi memiliki intensitas emisi rata-rata global yang lebih rendah (di bawah 100 CO2-eq/kg.) (Pada tingkat sub-global, dalam setiap jenis komoditas terdapat variabilitas intensitas emisi yang sangat tinggi, sebagai akibat dari perbedaan intensitas emisi. praktik dan masukan untuk produksi yang digunakan di seluruh dunia.
  • Emisi enterik dan produksi pakan (termasuk pengendapan kotoran di padang rumput) mendominasi emisi dari produksi ruminansia. Dalam rantai pasokan babi, sebagian besar emisi terkait dengan pasokan pakan dan penyimpanan kotoran dalam proses pengolahan, sedangkan pasokan pakan mewakili sebagian besar emisi dalam produksi unggas, diikuti oleh konsumsi energi.
  • Sekitar 44 persen emisi peternakan berbentuk metana (CH4). Sisanya hampir terbagi rata antara Nitrous Oxide (N2O, 29 persen) dan Karbon Dioksida (CO2, 27 persen). Artinya, rantai pasok peternakan mengeluarkan:
    • Gt CO2-eq CO2 per tahun, atau 5 persen emisi CO2 antropogenik (IPCC, 2007)
    • 3,1 Gt CO2-eq CH4 per tahun, atau 44 persen emisi CH4 antropogenik (IPCC, 2007)
    • 2 Gt CO2-eq N2O per tahun, atau 53 persen emisi N2O antropogenik (IPCC, 2007)

Menghabiskan Sumber Daya Air Tawar Dunia

Selain sebagai aktor utama peningkatan emisi Gas Rumah Kaca, Peternakan juga berkontribusi pada menipisnya cadangan sumber daya air tawar. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh jurnal hasil penelitian Pimentel, David, et al. “Water Resources: Agricultural and Environmental Issues”. BioScience. (2004) 54 (10): 909-918

Konsumsi air untuk peternakan berkisar antara 34-76 triliun galon per tahun.

Sederhananya, untuk memproduksi 1 pound (0,45 Kg) daging sapi membutuhkan 2.500 galon air segar yang setara dengan 9463,529 Liter air. Jumlah ini cukup mencengangkan dalam hal penggunaan air. Hal ini bahkan lebih buruk daripada memboroskan air ketika meninggalkannya terbuka di kran air atau dari aktivitas pemborosan manusia sehari-hari. Dengan catatan, Jumlah air yang digunakan untuk menghasilkan 1 Pound daging sapi sangat bervariasi dari 442 – 8000 galon. Angka konservatif yang banyak dikutip yaitu 2500 galon per pound daging sapi AS berasal dari pernyataan Dr. George Borgstrom, Ketua Departemen Ilmu Pangan dan Nutrisi Manusia dari Sekolah Tinggi Pertanian dan Sumber Daya Alam, Universitas Negeri Michigan, “Impacts on Demand for and Quality of land and Water“.

Kurangi Konsumsi Daging

Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa permintaan manusia terhadap konsumsi daging dan produk turunannya seperti susu, telur, keju telah berdampak buruk bagi lingkungan. Sudah sewajarnya jika kita menelaah kembali kebiasaan kita untuk memakan daging. Apakah perlu memakan daging terlalu banyak sehingga merusak lingkungan hidup kita? Jawabannya berasal dari hati nurani kita masing-masing. Jika anda masih peduli dengan lingkungan hidup, Mari bervegetarian!

Infografis Cowspiracy
Infografis Cowspiracy

Filtrasi Air Minum untuk Rumah Tangga: Manfaat Filter Air Minum Reverse Osmosis (RO)

Air bersih adalah kebutuhan penting dalam kehidupan sehari-hari. Menggunakan perangkat filtrasi air di rumah dapat memastikan ketersediaan air minum yang aman dan sehat. Salah satu teknologi filtrasi air yang semakin populer adalah Reverse Osmosis (RO). Mari kita jelajahi cara kerja filtrasi air untuk rumah tangga serta keuntungan menggunakan perangkat filter air RO di lingkungan rumah.

Cara Kerja Filtrasi Air untuk Rumah Tangga

Sistem filtrasi air untuk rumah tangga dapat beragam, namun prinsip dasarnya adalah menyaring air untuk menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkan. Filter air RO adalah salah satu metode paling efektif dalam membersihkan air dari kontaminan. Proses RO melibatkan beberapa tahapan:

  1. Pra-Filter: Tahap awal ini bertujuan untuk menyaring partikel-partikel besar seperti debu, lumpur, dan zat-zat terlarut yang dapat mengganggu proses selanjutnya.
  2. Membran RO: Tahap utama dari proses ini, di mana air dipaksa melalui membran semi-permeabel untuk menghilangkan zat-zat terlarut, bakteri, virus, klorin, logam berat, dan zat-zat kimia lainnya.
  3. Penyaringan Karbon Aktif: Langkah terakhir ini membantu menghilangkan sisa zat-zat kimia dan meningkatkan rasa serta kualitas air.

Keuntungan Menggunakan Filter Air RO di Rumah

  1. Menghasilkan Air Bersih yang Lebih Murni: Filter air RO mampu menghasilkan air yang lebih murni dengan menghilangkan sebagian besar kontaminan yang terdapat dalam air minum, memberikan akses kepada air yang lebih bersih dan aman untuk diminum.
  2. Peningkatan Rasa dan Kualitas Air: Proses filtrasi RO tidak hanya menghilangkan kontaminan, tapi juga dapat meningkatkan rasa air dengan mengurangi bau dan rasa yang tidak diinginkan.
  3. Efisiensi Energi dan Ramah Lingkungan: Meskipun membutuhkan energi untuk operasionalnya, RO dapat dianggap lebih efisien dibandingkan dengan membeli air kemasan dalam botol, yang pada gilirannya mengurangi limbah plastik.
  4. Kenyamanan dan Ketersediaan Air Bersih di Rumah: Dengan perangkat filtrasi RO di rumah, tidak perlu lagi mengandalkan sumber air eksternal, memberikan ketersediaan air minum yang terjamin tanpa harus membeli air kemasan.

Namun, perlu diingat bahwa meskipun filter air RO memiliki banyak keunggulan, perawatan dan penggantian membran serta filter secara teratur sangat penting untuk menjaga kinerjanya.

Penggunaan teknologi filtrasi air seperti filter RO di rumah tangga bukan hanya memberikan air bersih yang aman, tetapi juga membantu mendukung kelestarian lingkungan dengan mengurangi limbah plastik dan menyediakan akses yang mudah serta terjamin terhadap air minum yang sehat bagi keluarga.

Beragam Jenis Pipa Irigasi Tetes (Drip Irrigation): Spesifikasi dan Kegunaannya

Irigasi tetes (drip irrigation) adalah metode irigasi yang efisien dan berkelanjutan yang mengirimkan air dan nutrisi langsung ke akar tanaman melalui pipa berlubang atau perangkat tetes. Berikut adalah berbagai jenis pipa irigasi tetes dan perangkat terkait beserta spesifikasinya dan kegunaannya:

1. Cylindrical Drip Lines

Spesifikasi:

  • Terbuat dari plastik berkualitas tinggi.
  • Memiliki lubang tetes terdistribusi merata sepanjang pipa.
  • Tersedia dalam berbagai ukuran diameter dan panjang sesuai kebutuhan.

Kegunaan:

  • Cocok untuk budidaya tanaman di lahan yang luas seperti kebun buah dan ladang.
  • Memastikan irigasi merata dan konsisten yang mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal.
Cylindrical Drip Lines

2. Lateral Irrigation

Spesifikasi:

  • Pipa dengan lubang tetes yang ditempatkan di sebelah atau di atas permukaan tanah.
  • Terbuat dari bahan plastik tahan lama.
  • Mudah digulung dan disimpan.

Kegunaan:

  • Ideal untuk budidaya tanaman di kebun, kebun sayur, dan berbagai jenis lahan pertanian.
  • Pemasangan yang sederhana dan kemampuan untuk mengatur pola irigasi yang fleksibel.
Lateral Irrigation

3. Lay Flat HDPE Irrigation Main Pipe

Spesifikasi:

  • Pipa utama dalam sistem irigasi tetes.
  • Terbuat dari High-Density Polyethylene (HDPE) yang tahan terhadap tekanan air.
  • Tersedia dalam berbagai ukuran diameter untuk mengakomodasi volume air yang berbeda.

Kegunaan:

  • Mengalirkan air dari sumber utama ke sistem irigasi tetes di lapangan.
  • Mampu menahan tekanan air tinggi dan cuaca ekstrem.
  • Menjaga pasokan air stabil dalam sistem irigasi tetes.
Lay Flat HDPE Irrigation Main Pipe

4. Drip Tape

Spesifikasi:

  • Pipa irigasi berbentuk pita tipis dengan lubang tetes yang terintegrasi.
  • Biasanya terbuat dari bahan plastik yang terurai secara alami.
  • Lebih fleksibel daripada pipa silinder.

Kegunaan:

  • Cocok untuk budidaya tanaman di lahan terbatas atau berkontur tidak rata.
  • Digunakan di kebun sayur, pertanian vertikal, dan rumah kaca.
  • Memberikan irigasi hemat air dan nutrisi.
Drip Tape

5. Micro Sprinklers on Spike

Spesifikasi:

  • Pipa irigasi dengan sprinkler mikro yang dipasang pada penyangga (spike).
  • Sprinkler dapat disesuaikan dengan tinggi dan pola semprotan yang diinginkan.

Kegunaan:

  • Ideal untuk irigasi tanaman hias, kebun bunga, dan area kecil yang membutuhkan semprotan air lembut.
  • Memberikan perlindungan dari embun yang menjaga kelembaban dan suhu tanaman.
  • Cocok untuk skala pertanian kecil hingga besar.
Micro Sprinkler on Spike

6. Over Head Micro Sprinklers

Spesifikasi:

  • Pipa irigasi dengan sprinkler mikro yang ditempatkan di atas tanaman.
  • Sprinkler ini sering digunakan pada pertanian berkebun yang tinggi.

Kegunaan:

  • Memberikan irigasi merata pada tanaman dengan struktur berlapis seperti pohon buah dan tanaman pelindung.
  • Meminimalkan kerusakan tanaman yang disebabkan oleh irigasi yang tidak merata.
  • Ideal untuk pertanian berkebun seperti kebun anggur dan perkebunan jeruk.
Overhead Micro Sprinklers

7. Arrow Dripper

Spesifikasi:

  • Perangkat tetes dengan desain panah yang memungkinkan aliran air yang stabil.
  • Tersedia dalam berbagai ukuran aliran air dan pola semprotan.

Kegunaan:

  • Cocok untuk tanaman yang membutuhkan dosis air dan nutrisi yang terukur secara akurat.
  • Dapat digunakan di berbagai skala pertanian dan kebun.
  • Meminimalkan pemborosan air dan nutrisi.
Arrow Dripper

8. Labyrinth Drip Tape

Spesifikasi:

  • Pipa irigasi berbentuk pita dengan lubang tetes berbentuk labirin yang mengurangi risiko penyumbatan.
  • Biasanya terbuat dari bahan plastik berkualitas tinggi.

Kegunaan:

  • Ideal untuk tanaman dengan air yang sensitif terhadap penyumbatan lubang tetes.
  • Memberikan irigasi yang konsisten dan mengurangi perawatan rutin.
Labyrinth Drip Tape

9. Rain Pipe

Spesifikasi:

  • Pipa irigasi tetes yang terdiri dari sejumlah kecil lubang tetes yang mirip dengan hujan.
  • Biasanya digunakan dalam pertanian urban dan rumah tangga.

Kegunaan:

  • Cocok untuk tanaman di kebun dan taman dengan ukuran yang lebih kecil.
  • Memberikan irigasi yang seragam dan hiasan yang indah.
Rain Pipe

10. Water Distribution HDPE Pipe

Spesifikasi:

  • Pipa HDPE yang digunakan untuk mengalirkan air dari sumber utama ke titik-titik distribusi dalam sistem irigasi tetes.
  • Tahan terhadap tekanan air yang tinggi dan tahan cuaca.

Kegunaan:

  • Penting dalam memastikan pasokan air stabil dalam sistem irigasi tetes.
  • Digunakan sebagai jalur utama pengiriman air dalam sistem irigasi yang lebih besar.

11. Detachable Button Dripper

Spesifikasi:

  • Dripper yang dapat dilepas untuk pembersihan dan pemeliharaan.
  • Tersedia dalam berbagai aliran air dan pola semprotan yang dapat disesuaikan.

Kegunaan:

  • Cocok untuk pengguna yang memerlukan kemudahan dalam perawatan dan perubahan pola semprotan.
  • Dapat digunakan dalam pertanian dan kebun yang beragam.
Detachable Button Drippers

Memilih jenis pipa irigasi tetes yang sesuai dengan jenis tanaman, ukuran lahan, dan kebutuhan air sangat penting untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal sambil menghemat air dan nutrisi. Dengan beragam pilihan ini, petani dapat merancang sistem irigasi yang efisien dan berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan mereka. Irigasi tetes adalah solusi modern yang membantu mengatasi tantangan dalam pertanian dan pertamanan yang semakin kompleks.

Meraup Untung dari Bursa Karbon di Indonesia: Tips untuk UMKM Pertanian dan Perkebunan

Sektor pertanian dan perkebunan di Indonesia memiliki potensi besar untuk mendukung upaya pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dan memanfaatkan peluang yang diberikan oleh bursa karbon. Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang beroperasi di sektor ini, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghasilkan keuntungan dengan adanya bursa karbon di Indonesia. Dalam artikel ini, kami akan memberikan tips tentang bagaimana UMKM pertanian dan perkebunan dapat memanfaatkan peluang ini.

1. Perbaiki Praktik Pertanian Berkelanjutan

Langkah pertama yang dapat diambil oleh UMKM pertanian dan perkebunan adalah meningkatkan praktik pertanian berkelanjutan. Ini termasuk penggunaan pupuk dan pestisida yang lebih efisien, penggunaan metode irigasi yang hemat air, serta manajemen limbah organik. Praktik-praktik ini dapat membantu mengurangi emisi GRK dan meningkatkan produktivitas.

2. Pertimbangkan Energi Terbarukan

Pertimbangkan untuk menginvestasikan dalam energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam operasi pertanian atau perkebunan. Panel surya, misalnya, dapat membantu mengurangi emisi dari penggunaan energi konvensional dan menghemat biaya jangka panjang.

3. Pelajari Program Karbon dan Subsidi Pemerintah

Pemerintah Indonesia memiliki program-program yang mendukung pengurangan emisi GRK di sektor pertanian dan perkebunan. Pelajari program-program ini dan manfaatkan insentif yang tersedia, seperti bantuan teknis atau subsidi untuk penggunaan teknologi bersih.

4. Partisipasi dalam Proyek Karbon

UMKM pertanian dan perkebunan dapat mempertimbangkan partisipasi dalam proyek-proyek karbon. Ini dapat melibatkan penanaman pohon, pengelolaan limbah organik, atau praktek berkelanjutan lainnya yang dapat menghasilkan kredit karbon yang dapat dijual di pasar bursa karbon.

5. Pelaporan Emisi dengan Tepat

Pastikan untuk melaporkan emisi GRK dari kegiatan pertanian atau perkebunan dengan akurat sesuai dengan regulasi yang berlaku. Ini akan memastikan bahwa Anda dapat memanfaatkan insentif dan mendapatkan kredit karbon yang sesuai.

6. Kolaborasi dengan Pihak Lain

UMKM pertanian dan perkebunan dapat mempertimbangkan untuk berkolaborasi dengan perusahaan besar atau organisasi lingkungan untuk mengembangkan proyek-proyek pengurangan emisi bersama. Ini dapat membantu membagi biaya dan risiko, serta meningkatkan peluang kesuksesan.

7. Edukasi dan Pelatihan Karyawan

Penting untuk melibatkan karyawan dalam upaya pengurangan emisi GRK. Pastikan bahwa karyawan memahami praktik-praktik berkelanjutan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan pengurangan emisi.

8. Jalin Kemitraan dengan Pemasok dan Konsumen

Kemitraan dengan pemasok dan konsumen yang memiliki komitmen terhadap produk berkelanjutan dapat membantu meningkatkan penjualan dan reputasi bisnis Anda. Produk yang dihasilkan dengan praktik berkelanjutan dapat menjadi daya tarik bagi konsumen yang peduli lingkungan.

Bursa karbon dapat menjadi peluang besar bagi UMKM pertanian dan perkebunan di Indonesia untuk meningkatkan keberlanjutan bisnis mereka sambil berkontribusi pada upaya global dalam mengatasi perubahan iklim. Dengan langkah-langkah yang tepat, UMKM dapat menghasilkan keuntungan ekonomi sambil menjaga lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

IDXCarbon pada Selasa (26/9). IDXCarbon diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Sistem Perdagangan Bursa Karbon: Mendorong Keberlanjutan dalam Mengatasi Perubahan Iklim

Perubahan iklim adalah tantangan global yang mendesak, dan salah satu cara untuk mengatasi perubahan ini adalah melalui sistem perdagangan bursa karbon. Sistem ini adalah alat yang digunakan oleh negara-negara dan organisasi di seluruh dunia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dengan lebih efisien. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan konsep dasar sistem perdagangan bursa karbon dan bagaimana hal ini dapat memainkan peran penting dalam mendorong keberlanjutan.

Apa Itu Sistem Perdagangan Bursa Karbon?

Sistem perdagangan bursa karbon adalah mekanisme yang memungkinkan perusahaan dan negara untuk membeli atau menjual izin untuk menghasilkan sejumlah tertentu emisi Gas Rumah Kaca. Ide dasarnya adalah menciptakan pasar bagi emisi Gas Rumah Kaca, di mana izin untuk emisi ini dapat diperdagangkan. Pada dasarnya, ini berarti bahwa perusahaan yang mampu mengurangi emisi mereka lebih dari yang diperlukan dapat menjual sisa izin mereka kepada perusahaan lain yang mungkin kesulitan mencapai target emisi mereka.

Bagaimana Sistem Perdagangan Bursa Karbon Berfungsi?

Sistem perdagangan bursa karbon biasanya beroperasi dengan cara berikut:

  1. Pemberian Izin Emisi: Pemerintah atau badan pengatur mengeluarkan izin emisi kepada perusahaan atau entitas tertentu. Izin ini mengizinkan pemiliknya untuk menghasilkan jumlah tertentu emisi GRK.
  2. Pendistribusian Izin: Izin-emisi tersebut dapat diberikan secara gratis, lelang, atau distribusi lainnya. Pemilik izin dapat mempertahankan izin ini untuk digunakan sendiri atau menjualnya di pasar bursa karbon.
  3. Perdagangan Izin: Perusahaan yang ingin meningkatkan emisi mereka harus membeli izin tambahan dari pasar bursa karbon. Perusahaan yang berhasil mengurangi emisi mereka dapat menjual izin mereka ke perusahaan lain yang membutuhkannya.
  4. Penetapan Target Emisi: Pemerintah menetapkan target emisi nasional atau sektoral yang harus dipatuhi oleh perusahaan. Jika perusahaan tidak mematuhi target ini, mereka akan dikenakan sanksi atau denda.

Keuntungan dari Sistem Perdagangan Bursa Karbon:

  1. Stimulus untuk Inovasi Teknologi: Sistem ini memberikan insentif ekonomi bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan dan mengurangi emisi.
  2. Efisiensi Biaya: Sistem perdagangan memungkinkan perusahaan untuk mencari solusi paling efisien untuk mengurangi emisi, menghasilkan pengurangan biaya.
  3. Pendapatan Tambahan: Negara atau entitas yang menjual izin-emisi dapat memperoleh pendapatan tambahan yang dapat digunakan untuk program-program lingkungan atau pembangunan berkelanjutan.

Tantangan dalam Sistem Perdagangan Bursa Karbon:

  1. Penilaian Emisi yang Akurat: Penentuan emisi sebelumnya dan target emisi yang adil adalah tantangan teknis dan politik yang harus diatasi.
  2. Potensi Penyimpangan: Kasus penyalahgunaan dan spekulasi di pasar bursa karbon telah muncul di beberapa negara, menunjukkan pentingnya pengawasan dan regulasi yang ketat.
  3. Keadilan Sosial: Terkadang, sistem perdagangan bursa karbon dapat meningkatkan ketidaksetaraan ekonomi jika perusahaan besar dapat memanfaatkan pasar ini lebih baik daripada perusahaan kecil.

Sistem perdagangan bursa karbon adalah alat yang kuat dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim. Namun, untuk berhasil, perlu ada keseimbangan antara insentif ekonomi dan regulasi yang ketat untuk mencegah penyalahgunaan sistem ini dan memastikan bahwa keuntungan keberlanjutan dapat diperoleh.

Pemanasan Global, Krisis Air Tawar, dan Peran Petani dalam Konservasi Lingkungan Hidup di Indonesia

Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim global. Pemanasan global telah membawa sejumlah tantangan, termasuk krisis air tawar yang semakin memprihatinkan. Namun, ada peran penting yang bisa dimainkan oleh petani dalam upaya konservasi lingkungan hidup untuk menghadapi tantangan ini.

Pemanasan Global dan Krisis Air Tawar di Indonesia

Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata Bumi yang disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca. Dampaknya sangat terasa di Indonesia, dengan meningkatnya kejadian cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, dan naiknya permukaan air laut yang mengancam pulau-pulau pesisir.

Salah satu dampak yang paling nyata adalah krisis air tawar. Sumber daya air tawar yang semakin berkurang disebabkan oleh polusi, deforestasi, dan perubahan iklim, mengancam pasokan air bagi masyarakat, pertanian, dan industri. Dalam beberapa dekade terakhir, penurunan kualitas dan kuantitas air tawar menjadi perhatian serius.

Peran Petani dalam Konservasi Lingkungan Hidup

Petani adalah pemain kunci dalam konservasi lingkungan hidup di Indonesia. Mereka memiliki peran strategis dalam menjaga sumber daya alam, khususnya air tawar, melalui praktik pertanian berkelanjutan. Berikut beberapa kontribusi penting petani dalam upaya konservasi lingkungan hidup:

Pertanian Berkelanjutan

Petani dapat mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan seperti penggunaan pupuk organik, pengelolaan air yang efisien, dan penerapan teknologi pertanian ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif pertanian terhadap sumber daya air dan lingkungan.

Konservasi Tanah

Petani dapat menjaga kualitas tanah dengan mencegah erosi dan degradasi tanah. Tanah yang sehat berkontribusi pada penyerapan air yang lebih baik dan menjaga kualitas air tawar.

Pengelolaan Hutan

Beberapa petani juga memiliki lahan hutan atau hutan rakyat. Dengan menjaga hutan ini, mereka dapat membantu dalam menjaga kualitas air dan menjaga ekosistem yang sehat.

Penggunaan Varietas Tanaman Tahan Iklim

Petani dapat memilih varietas tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim untuk mengurangi risiko gagal panen akibat cuaca ekstrem.Kemitraan dengan Lembaga Lingkungan: Petani dapat bekerja sama dengan lembaga lingkungan hidup dan pemerintah dalam program konservasi air dan lingkungan hidup.

Kesimpulan

Pemanasan global dan krisis air tawar adalah masalah serius di Indonesia, tetapi petani memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan hidup dan menghadapi tantangan ini. Melalui praktik pertanian berkelanjutan dan konservasi sumber daya alam, mereka dapat berkontribusi pada pemeliharaan sumber daya air tawar yang sangat dibutuhkan bagi masa depan negara ini. Upaya bersama antara petani, pemerintah, dan masyarakat adalah kunci untuk mengatasi tantangan ini dan melindungi lingkungan hidup Indonesia.

Sistem Fertigasi dengan Tenaga Surya

Mengubah Pertanian dengan AGROWIRA SmartDrip Solaris: Solusi Inovatif Berbasis Energi Surya untuk Irigasi Tetes

Pertanian adalah tulang punggung ekonomi di banyak negara, dan irigasi tetes telah membuktikan diri sebagai teknik pengairan yang efisien dan berkelanjutan bagi berbagai jenis tanaman. Namun, tantangan besar muncul ketika pertanian, terutama di daerah terpencil atau tanpa akses ke listrik dari jaringan PLN (Perusahaan Listrik Negara). Inilah saatnya bagi AGROWIRA SmartDrip Solaris untuk bersinar sebagai solusi terkemuka yang ditenagai oleh energi surya untuk pertanian sayur, buah, dan perkebunan industri yang membutuhkan akses ke sistem irigasi tetes yang canggih.

Menghadirkan Revolusi di Dunia Pertanian

Penggunaan irigasi tetes telah mengubah cara petani mengelola air dan memberikan nutrisi ke tanaman mereka. Dibandingkan dengan pengairan konvensional, irigasi tetes mengurangi pemborosan air, pupuk, dan energi. Namun, masalah terjadi ketika petani yang berada di daerah terpencil atau luar jangkauan jaringan listrik PLN ingin mengadopsi teknologi ini. Inilah saat AGROWIRA SmartDrip Solaris datang untuk menyelamatkan.

Teknologi AGROWIRA SmartDrip Solaris

AGROWIRA SmartDrip Solaris adalah solusi irigasi tetes inovatif yang memanfaatkan energi surya sebagai sumber daya utama. Dengan desain yang ramah lingkungan dan hemat energi, perangkat ini dirancang khusus untuk petani yang berada di daerah terpencil atau yang tidak memiliki akses ke listrik PLN. Ini adalah solusi yang sempurna untuk membantu mereka memaksimalkan hasil panen mereka tanpa meningkatkan biaya operasional yang signifikan.

Keunggulan AGROWIRA SmartDrip Solaris

1. Energi Surya Ramah Lingkungan

Salah satu fitur terkemuka AGROWIRA SmartDrip Solaris adalah kemampuannya untuk menggunakan energi surya. Dengan panel surya yang terintegrasi, perangkat ini dapat mengumpulkan dan menyimpan energi matahari selama siang hari untuk menggerakkan sistem irigasi tetes pada malam hari atau pada saat matahari tidak bersinar. Ini membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi dampak lingkungan.

2. Otomatisasi yang Cerdas

AGROWIRA SmartDrip Solaris dilengkapi dengan sensor kelembaban tanah dan cuaca yang canggih. Ini memungkinkan sistem untuk mengukur kebutuhan air tanaman secara real-time. Dengan demikian, air hanya diberikan saat dibutuhkan, mengurangi pemborosan air dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.

3. Penghematan Biaya

Dengan AGROWIRA SmartDrip Solaris, petani dapat mengurangi biaya operasional mereka secara signifikan. Menggunakan energi surya gratis dan mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia, sistem ini membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.

4. Kemudahan Penggunaan

Perangkat ini dilengkapi dengan antarmuka pengguna yang mudah digunakan yang memungkinkan petani untuk mengatur dan mengawasi sistem irigasi tetes dengan mudah. Ini membuatnya ideal untuk petani dengan berbagai tingkat pengalaman.

Transformasi Pertanian untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

AGROWIRA SmartDrip Solaris adalah solusi yang memungkinkan pertanian untuk bergerak maju menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Ini tidak hanya membantu petani meningkatkan hasil panen mereka, tetapi juga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan menghemat biaya operasional.

Dengan teknologi ini, petani yang berada di daerah terpencil atau yang tidak memiliki akses ke listrik PLN tidak perlu lagi khawatir tentang ketersediaan air untuk tanaman mereka. Mereka dapat beralih ke irigasi tetes yang efisien dan ramah lingkungan, semua berkat AGROWIRA SmartDrip Solaris yang ditenagai oleh energi surya.

Menghadapi tantangan perubahan iklim dan keberlanjutan pertanian, AGROWIRA SmartDrip Solaris adalah langkah yang sangat dibutuhkan menuju pertanian yang lebih cerdas, lebih efisien, dan lebih ramah lingkungan. Solusi ini adalah investasi cerdas bagi petani yang ingin meningkatkan hasil panen mereka sambil melindungi bumi kita untuk generasi mendatang.

Sebelum Melakukan Instalasi SmartDrip, Perlu Dilakukan Analisa Sampel Tanah Untuk Menentukan Setting Point Irigasi Sesuai Jenis Tanaman Budidayanya

Penentuan Setting Point Bawah (LRV) dan Setting Point Atas (URV) untuk Sistem Irigasi Tetes AGROWIRA SmartDrip dengan Menggunakan Sampel Tanah Kebun

Sobat Agrowira – Sistem irigasi tetes SmartDrip adalah metode yang efisien dalam mengirimkan air ke tanaman dengan cara yang tepat dan efektif. Namun, untuk mengoperasikan sistem ini secara optimal, penting untuk menentukan Setting Point Bawah (LRV – Lower Range Value) dan Setting Point Atas (URV – Upper Range Value) yang sesuai. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menentukan LRV dan URV menggunakan sampel tanah kebun dengan metode Alhricks.

Menentukan URV (Upper Range Value)

URV adalah batas atas dari kapasitas lapang tanah, yaitu jumlah air maksimum yang dapat disimpan oleh tanah sebelum kelebihan air mengalir. Berikut adalah langkah-langkah untuk menentukan URV menggunakan metode Alhricks:

1. Siapkan Sample Tanah Kering Udara
Pertama-tama, ambillah sampel tanah dari area kebun yang akan diairi. Pastikan sampel tanah dalam keadaan kering udara.

2. Siapkan Gelas Pipet dan Penutup Plastik
Persiapkan gelas pipet yang digunakan untuk mengukur kandungan air tanah. Sediakan juga penutup plastik untuk menutup gelas selama pengukuran.

3. Persiapan Pasir dan Air
Siapkan pasir dan air untuk digunakan dalam eksperimen. Pasir akan digunakan untuk menyerap air yang terlepas dari tanah akibat gaya gravitasi.

4. Masukkan Pasir ke dalam Gelas Ukur
Masukkan pasir ke dalam gelas ukur dengan kedalaman sekitar 1/5 bagian dari gelas. Tujuannya adalah agar pasir menyerap air yang terlepas dari tanah.

5. Masukkan Pipet ke dalam Gelas
Masukkan pipet ke dalam gelas hingga mencapai dasar gelas. Kemudian, tambahkan sampel tanah kering udara ke dalam pipet.

6. Tambahkan Air Secara Perlahan
Tambahkan air secara perlahan ke dalam sampel tanah. Pastikan bahwa air tidak mencapai bagian pasir dalam gelas. Tutup gelas dengan penutup plastik untuk mencegah penguapan.

7. Biarkan Selama 2 Hari
Biarkan sampel dalam gelas selama kurang lebih 2 hari. Selama periode ini, air yang terikat dengan tanah akan berkurang karena adanya gaya gravitasi, dan kondisi lapang dapat terjadi.

8. Oven dan Ukur Kadar Air Tanah
Setelah 2 hari, panaskan sampel tanah dalam ovenpada suhu 105 – 110 Celsius. Hasilnya adalah kadar air tanah kapasitas lapang. Metode Alhricks harus diulang sebanyak 3 kali dengan setiap ulangan diberi nama pengulangan 1, 2, dan 3.

Untuk mencari nilai Kadar Air maka digunakan persamaan:

Rumus Menghitung Kadar Air Metode Alhricks
Rumus Menghitung Kadar Air Metode Alhricks

Keterangan:

KA            = Kadar Air Tanah Kapasitas Lapang (FC) atau Kadar Air Basis Kering (%)

A              = Berat Cawan Pengovenan Sampel Tanah (gram)

B              = Berat Awal (Cawan + Tanah) sebelum dioven (gram)

C              = Berat Akhir (Cawan + Tanah) setelah dioven pada suku 105 °C hingga berat konstan (gram)

Menentukan LRV (Lower Range Value)

LRV adalah kandungan air kritis yang diperlukan tanaman sebelum mulai layu di kondisi tanah kebun yang kering. Sampel tanah kebun yang kering pada saat tanaman mulai layu karena kekurangan air harus dianalisis dengan metode Alhricks.

Dengan menentukan LRV dan URV menggunakan metode Alhricks, Anda dapat mengatur sistem irigasi tetes Anda agar memberikan air secara tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan tanaman Anda. Ini akan membantu Anda menghemat air dan meningkatkan produktivitas pertanian Anda. Pastikan untuk mengikuti langkah-langkah dengan hati-hati dan melakukan pengukuran dengan teliti untuk hasil yang akurat.

Jika anda mengalami kesulitan bisa berkonsultasi langsung kepada teknisi lapangan kami pada saat perencanaan instalasi AGROWIRA SmartDrip, dan kami akan siap membantu anda!

Instalasi Irigasi Tetes di Kebun Sayuran Membantu Meningkatkan Efektifitas Pupuk, Efisiensi Sumber Daya Air dan Meningkatkan Hasil Panen

Meningkatkan Produktivitas Pertanian dengan AGROWIRA SmartDrip Seri Mini: Inovasi Sistem Fertigasi Kebun Otomatis

Pertanian adalah salah satu sektor penting dalam perekonomian global yang terus berkembang. Namun, untuk mencapai hasil yang optimal, petani harus mengatasi berbagai tantangan, termasuk penggunaan sumber daya yang efisien dan pemeliharaan yang intensif. Di sinilah AGROWIRA SmartDrip Seri Mini hadir sebagai solusi revolusioner untuk mengubah cara Anda mengelola kebun dan tanaman Anda.

Inovasi Sistem Fertigasi Kebun Otomatis

AGROWIRA SmartDrip Seri Mini adalah sistem fertigasi terbaru yang dirancang untuk memudahkan petani dalam mengelola irigasi dan pemupukan tanaman mereka. Dengan kombinasi teknologi canggih dan desain yang kompak, produk ini menghadirkan serangkaian manfaat luar biasa bagi pemilik kebun, dari skala kecil hingga besar.

Keunggulan AGROWIRA SmartDrip Seri Mini

  1. Penghematan Air yang Signifikan: Salah satu aspek utama dari AGROWIRA SmartDrip Seri Mini adalah kemampuannya untuk mengoptimalkan penggunaan air. Dengan aliran air yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap tanaman, Anda dapat menghemat air hingga 50% dibandingkan dengan sistem irigasi tradisional.
  2. Pemupukan yang Efisien: Produk ini juga dilengkapi dengan sistem pemupukan otomatis yang dapat disesuaikan. Ini memungkinkan Anda memberikan nutrisi yang tepat pada saat yang tepat, yang mengarah pada pertumbuhan tanaman yang lebih sehat dan hasil yang lebih baik.
  3. Kemudahan Pengoperasian: AGROWIRA SmartDrip Seri Mini didesain agar mudah dipasang dan dioperasikan. Dengan antarmuka yang intuitif, Anda dapat mengatur jadwal irigasi dan pemupukan dengan cepat dan mudah.
  4. Kontrol dari Jarak Jauh: Aplikasi seluler yang terintegrasi memungkinkan Anda mengontrol sistem dari mana saja. Anda dapat memantau kondisi tanaman dan mengubah pengaturan sesuai kebutuhan, bahkan saat Anda tidak berada di lokasi kebun.
  5. Peningkatan Hasil dan Kualitas Tanaman: Dengan kemampuan untuk memberikan air dan nutrisi secara konsisten, AGROWIRA SmartDrip Seri Mini membantu meningkatkan hasil panen dan kualitas buah serta sayuran Anda.
  6. Ramah Lingkungan: Dengan mengurangi pemborosan air dan nutrisi, sistem ini juga mendukung praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan, yang semakin penting dalam era berkelanjutan saat ini.
  7. Dukungan Pelanggan Terbaik: Tim dukungan AGROWIRA siap membantu Anda dalam mengatasi setiap masalah atau pertanyaan yang mungkin timbul. Kami berkomitmen untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman yang mulus dengan produk kami.
Fertigasi / Drip Irigasi adalah teknologi teknologi irigasi pertanian yang membantu petani mengelola irigasi kebun mereka dengan lebih efisien, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan hasil panen.
Fertigasi / Drip Irigasi adalah teknologi teknologi irigasi pertanian yang membantu petani mengelola irigasi kebun mereka dengan lebih efisien, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan hasil panen.

Kesimpulan

AGROWIRA SmartDrip Seri Mini adalah langkah maju dalam pertanian modern. Dengan teknologi otomatisasi yang canggih, sistem ini membantu petani mengelola kebun mereka dengan lebih efisien, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan hasil panen. Jika Anda ingin meningkatkan produktivitas pertanian Anda sambil berkontribusi pada pelestarian lingkungan, AGROWIRA SmartDrip Seri Mini adalah pilihan yang tepat.

Jangan lewatkan kesempatan ini untuk bergabung dengan revolusi pertanian yang cerdas. Investasikan dalam AGROWIRA SmartDrip Seri Mini dan nikmati hasil yang lebih baik dan lebih berkelanjutan untuk kebun Anda.

Pupuk Organik Tidak Hanya Menyuburkan Tanah Melalui Zat Hara, Tetapi Meningkatkan Aktivitas Organisme Tanah Untuk Sintesa Unsur Hara dan Pengikatan Emisi Karbon

Manfaat Pupuk Organik Bagi Lahan Pertanian

Sobat Agrowira, sejak mula munculnya aktivitas pertanian sampai tahun 1850, pupuk organik umumnya digunakan untuk menyuburkan tanah pertanian. Selain menambah unsur hara makro dan mikro di dalam tanah, pupuk organik juga terbukti sangat baik dalam memperbaiki struktur tanah pertanian.

Kelebihan pupuk organik diantaranya adalah:

Memperbaiki Struktur Tanah

Hal ini terjadi karena organisme tanah saat penguraian bahan organik dalam pupuk bersifat sebagai perekat dan dapat mengikat butir-butir tanah menjadi butiran yang lebih besar.

Menaikkan Daya Serap Tanah Terhadap Air

Bahan organik memiliki daya serap yang besar terhadap air tanah. Itulah sebabnya pupuk organik sering berpengaruh positif terhadap hasil tanaman, terutama pada musim kering.

Menaikkan Kondisi Kehidupan di Dalam Tanah

Hal ini terutama disebabkan oleh organisme dalam tanah yang memanfaatkan bahan organik sebagai makanan. Oleh karena itu, pupuk organik seperti pupuk kandang yang diberikan pada tanah harus diuraikan terlebih dahulu oleh jasad renik melalui proses pembusukan atau peragian sebelum diserap oleh akar tanaman. Dari proses pembusukan ini, jasad renik memperoleh makanan dan sumber tenaga. Semakin banyak pupuk organik yang diberikan maka semakin banyak pula jasad renik dalam tanah.

Sebagai Sumber Zat Makanan Bagi Tanaman

Pupuk organik mengandung zat makanan yang lengkap meskipun kadarnya tidak setinggi pupuk anorganik. Namun cara kerjanya agak lambat dibandingkan pupuk anorganik. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil maksimal, pemakaian pupuk organik hendaknya diimbangi dengan pupuk anorganik agar keduanya saling melengkapi. Dengan demikian akan tercipta tanah pertanian yang kaya zat hara, strukturnya gembur atau remah dan berwarna cokelat kehitaman.

Compost Under The Microscope
Perkebunan Mangga

Syarat Iklim dan Lokasi Penanaman Budidaya Mangga Komersial

Sobat Agrowira, faktor iklim dan lokasi sangat mempengaruhi keberhasilan budidaya mangga. Bila ingin berkebun mangga dengan sukses sebaiknya perhatikan dulu beberapa faktor-faktor berikut sebelum penanaman.

Iklim

Mangga dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah atau dataran tinggi, di daerah panas ataupun dingin, serta daerah yang sedikit hujan ataupun banyak hujan. Tanaman mangga dapat tumbuh pada temperatur 4 – 10 Celsius namun temperatur yang optimal untuk menunjang pertumbuhan dan produktivitasnya adalah antara 24 – 29 Celsius.

Jika tanaman mangga ditanam ditempat yang memiliki temperatur tinggi (46 – 49 Celsius) yang disertai angin kencang maka bisa menyebabkan buahnya mengalami luka bakar. Pada temperatur 44 Celsius dan kelembapan 15% di tempat terlindung, daun dan buah mangga yang masih kecil akan mengalami kerontokan, sementara pada buah yang berkembang besar akan menjadi buah tidak berbiji. Pada temperatur 42 – 44 Celsius mangga masih dapat hidup namun produktivitasnya rendah.

Curah Hujan

Curah hujan akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan pembentukan bunga dan buahnya. Tanaman ini lebih menyukai tidak ada hujan karena mangga menjadi tidak mudah terserang penyakit dan produktivitasnya menjadi lebih baik. Curah hujan yang tinggi atau kabut bisa menghambat proses pembentukan buah dan menjadi pemicu penyakit.

Di daerah-daerah yang curah hujannya tinggi, mangga hanya akan membentuk daun saja. Bahkan tanaman ini tidak akan membentuk bunga sama sekali sehingga tanaman tidak dapat berbuah. Saat musim pembungaan mangga terjadi hujan, maka akan mempengaruhi hal sebagai berikut:

  1. Hujan lebat menyebabkan luka pada bunga dan bahkan membuat bunga rontok
  2. Air hujan akan mencuci butir butir polen (tepung sari) dan membuatnya jatuh bersama dengan air hujan
  3. Selama musim hujan, serangga penyerbukan berkurang sehingga jumlah penyerbukan bunga menurun yang berakibat pada penurunan potensi hasil panen
  4. Hujan dapat menyebabkan udara menjadi lembab sehingga dapat menjadi pemicu serangan cendawan dan wereng pada bunga dan buah mangga
  5. Banyak embun dan kabut akan menggagalkan pemanenan karena banya bunga dan buah yang rontok

Mangga membutuhkan curah hujan minimal 1.000 mm per tahun dan musim kering selama 4 – 6 bulan per tahun. Setiap bulannya pada musim kering rata-rata hujan yang dibutuhkan tidak lebih dari 60 mm. Namun bila curah hujan telalu sedikit, mangga membutuhkan pengairan.

Ketinggian dari Permukaan Laut

Di iklim tropis, mangga dapat tumbuh sampai daerah pegunungan dengan ketinggian 1.300 mdpl. Namun, dipegunungan produksinya tidak akan bagus. Pertumbuhan optimal mangga bila ditanam pada daerah dataran rendah sampai menengah pada ketinggian 500 mdpl.

Pembungaan mangga juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat terhadap muka laut. Setiap kenaikan 130 mdpl, waktu pembungaan akan tertunda 4 hari dari masa pembungaan normalnya ketika ditanam di dataran rendah.

Angin

Angin yang kencang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman mangga karena mempercepat penguapan air dari tanah sehingga air yang diperlukan mangga untuk tumbuh optimal akan banyak berkurang. Dampak lain dari angin kencang adalah merontokkan buah muda, serta mematahkan cabang dan ranting. Bahkan terkadang angin yang terlalu kencang dapat merobohkan pohon mangga. Oleh sebab itu di area perkebunan mangga sebaiknya ditanami tanaman pematah angin misalnya Sengon Laut (Albizzia falcata Back).

Pada waktu tertentu, ujung mangga sebaiknya rajin dipangkas aga ketinggian tajuknya tidak melebihi pohon pemecah angin. Cara lain yang dapat dilakukan adalah menanam mangga berbatang pendek atau yang perakarannya dalam.

Kondisi Tanah

Mangga dapat tumbuh baik di lokasi tanah yang remah dan berbutir-butir. Pada lahan yang demikian, lapisan tanahnya mudah ditembus akar sehingga cukup mendapatkan air, udara dan unsur hara. Mangga yang ditanam di tepi sungai besar biasanya pertumbuhannya akan bagus sekali karena banyak endapan hasil erosi lapisan tanah sehingga tanaman cukuo mendapatkan unsur hara.

Jika mangga ditanam di tanah yang bertesktur ringan dan berpasir, biasanya menghasilkan mangga dengan kualitas buah yang kurang baik yaitu rasa dagingnya menjadi hambar. Hal ini karena air siraman cepat sekali meresap ke lapisan tanah yang lebih dalam sehingga tanaman sering mengalami kekurangan air.

Jika mangga ditanam di tanah yang bertekstur berat (lempung) juga kurang baik untuk pertumbuhan mangga karena pada saat musim hujan lahan sulit dikeringkan sehingga air mudah menggenang. Sebaliknya pada saat musim kemarau lahan berlempung menjadi keras menggumpal dan padat sehingga kandungan airnya terikat erat. Air yang tidak terikat pun kebanyakan sudah menguap.

Bila dilokasi penanaman memiliki tanah liat berlempung, sebaiknya sebelum penanaman dibuat lubang tanam dengan kedalaman sekurang-kurangnya 2 m. Tujuannya adalah agar air mudah menembus ke dalam sistem perakaran. Jika tanah berlempung terdapat di daerah dengan curah hujan yang tinggi, sebaiknya buatlah lubang tanam berukuran 1 m x 1 m x 1 m. Makin dalam dan lebar lubang tanamnya akan makin baik. Setelah lapisan tanah yang padat tertembus akar, pertumbuhan mangga bisa makin subur dan pesat terutama bila tanaman cukup mendapat air dan unsur hara.

Mangga dapat hidup pada kisaran pH tanah 5,5 – 7,5. Namun pH yang optimal untuk pertumbuhan mangga adalah 5,5 – 6,0. Lakukan pengukuran pH tanah sebelum penanaman dan lakukan penyesuai pH tanah dengan aplikasi dolomit jika lahan terlalu asam (pH dibawah 5,5) atau lakukan pemupukan dengan urea jika lahan terlalu basa / alkali (pH diatas 6,0)

Buah Mangga yang Masak Mengandung Banyak Vitamin dan Serat Bergizi

Jenis Varietas Mangga Komersial Indonesia Pekebun Mau Tanam Yang Mana?

Sobat Agrowira, tanaman Mangga adalah salah satu buah favorit pekebun Indonesia yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Tanaman dari genus Mangifera ini terdiri dari sekitar 62 spesies, namun hanya beberapa saja yang terkenal dibudidayakan oleh Petani Indonesia karena kualitas dan kuantitas produksi panennya.

Spesies Mangga yang Enak Dimakan

Dari 62 spesies genus Mangifera hanya 16 spesies yang buahnya enak dimakan dan tersebar di seluruh dunia. Di Indonesia, hanya terdapat beberapa spesies varietas yang umum dibudidayakan karena sudah terkenal bagus mutunya, diantaranya sebagai berikut:

Mangga Golek

Penamaan mangga golek berasal dari bahasa Jawa yang artinya mencari. Penamaan jenis mangga ini dikarenakan setelah menikmati rasanya orang akan mencari lagi buah mangga yang baru saja dimakan tersebut.

Tanaman Mangga Golek memiliki ciri-ciri tanaman tidak begitu besar dan memiliki tinggi sekitar 9 meter. Tajuk pohonnya membulat dengan daun berbentuk lonjong dan pangkal daun agak runcing serta ujungnya seperti mata tombak. Panjang daun mangga golek sekitar 24 cm dan lebar 6 cm dengan jumlah tulang daun 24 pasang. Tepi daunnya sedikit bergelombang.

Bunga mangga golek merupakan bunga majemuk berbentuk seperti kerucut dengan panjang bunga 30 – 35 cm. Warna bunganya kuning bertangkai hijau muda. Mangga golek akan berbunga pada bulan Juli – Agustus dan dapat dipanen pada kisaran bulan September – November. Buahnya yang masih muda berwarna hijau muda dan setelah masak kulit pangkal sampai ke bagian tengahnya berubah warna menjadi kuning, sedangkan bagian tengah sampai pucuk menjadi kuning kehijauan dengan bagian pucuk lebih hijau.

Buah Mangga Golek
Buah Mangga Golek

Buah Mangga Golek berujung runcing dengan berat per buah bisa mencapai 500g dan panjang buahnya sekitar 17 cm. Kulitnya berselaput lilin tipis serta halus. Pada permukaan kulit buah terdapat bintik bintik kelenjar berwarba putih kehijauan yang akan berubah menjadi putih cokelat tua setelah masak. Daging buahnya tebal, lunak, berwarna kuning tua, tidak berserat, tidak berair sehingga jika diiris tidak banyam mengeluarkan air, aromanya cukup harum serta memiliki rasa manis. Bijinya berserat pendek serta berbentuk pipih memanjang dengan panjang sekitar 14 cm.

Mangga Arum Manis

Dinamakan Arum Manis karena buahnya berbau harum dan rasanya manis. Pohon mangga varietas ini tidak begitu besar dengan tinggi sekitar 9 meter dan berdaun lebat. Tanaman ini akan berbunga pada bulan Juli – Agustus dan bisa dipanen sekitar bulan September – November.

Buah yang sudah ranum berkulit hijau tua tertutup lapisan lilin sehingga warnya seperti hijau kelabu. Buah yang sudah masak, pangkalnya berwarna hijau kekuningan dengan ketebalan kulit sedang. Pada permukaan kulit terdapat bintik-bintik kelenjar berwarna putih kehijauan.

Buah Mangga Arum Manis
Buah Mangga Arum Manis

Bobot buahnya rata-rata bisa mencapai 450g per buah dengan bentuk buah bulat panjang sekitar 15 cm. Pada ujung buahnya membentuk paruh dan sinus (lekukan) yang terlihat jelas. Daging buahnya tebal dan lunak, berwarna kuning dan tidak berserat. Buah mangga arum manis tidak terlalu berair dengan biji pipih.

Mangga Manalagi

Jangan heran bila ketagihan dan meminta lagi saat memakan buah mangga manalagi, karena sesuai penamaannya rasanya seperti perpaduan antara rasa mangga golek dan arum manis.

Pohon mangga manalagi tidak begitu besar yaitu sekitar 8 meter dengan tajuk pohon bulat dan diameter tajuknya sekitar 12 meter. Varietas ini juga berbunga pada bulan Juli – Agustus dan dapat dipanen pada bulan September – November. Buah yang sudah tua memiliki kulit berwarna hijau kelabu dan tertutup lapisan lilin. Saat masak, pangkal buahnya akan berwarna kuning tetapi ujungnya masih hijau. Kulit buahnya tebal dengan permukaan berbintik-bintik berupa kelenjar keputihan yang bagian tengahnya akan berubah warna menjadi coklat setelah masak.

Buah Mangga Manalagi
Buah Mangga Manalagi

Bobot buah mangga manalagi bisa mencapai 500g per buah dengan panjang buahnya sekitar 16 cm. Daging buahnya tebal, tidak begitu berair, seratnya sangat halus serta berwarna kuning dan lunak. Rasanya manis, lezat, segar dan beraroma harum.

Buah yang sudah tua, walaupun belum masak rasanya sudah enak dan manis. Oleh sebab itu buah mangga manalagi bisa dipanen dalam kondisi masih keras tetapi ketika daging buahnya sudah terlihat menguning (pre-mature).

Jenis Mangga Komersial Lainnya

Selain ketiga jenis varieatas diatas, juga terdapat beberapa varietas yang lazim ditanam namun kurang umum ditemui dipasaran Indonesia yaitu sebagai berikut:

Nah Sobat Agrowira kira-kira mau tanam yang mana nih?

Global Warming dan Konflik Perebutan Sumber Daya Air Tawar Pertanian

Sobat Agrowira, bencana kekeringan semakin menghantui pertanian di berbagai belahan dunia. Hal ini disebabkan oleh dampak pemanasan global yang semakin signifikan mengakibatkan menipisnya cadangan air tawar akibat berbagai faktor seperti penggundulan hutan (deforestasi), pengeboran dan penggunaan air tanah artesis secara berlebihan oleh industri dan rumah tangga, perubahan laju debit air akibat pembangunan bendungan pembangkit tenaga air untuk kebutuhan listrik, serta meningkatnya laju penguapan air akibat peningkatan suhu muka bumi di berbagai danau dan reservoir air tawar.

Tidak bisa dipungkiri, kebutuhan air tawar bagi umat manusia sangatlah besar. Berdasarkan data IFRC yang dikutip dari DW, Pada kenyataannya 97,5 % air di bumi adalah air laut dan air payau yang tidak dapat diminum. Sisanya 2,5% adalah air tawar. Dari sisa 2,5% tersebut yang merupakan sumber air yang dapat dipakai manusia hanyalah 0.003% saja, karena sebagian besar air tawar di bumi tersimpan dalam bentuk es dan gletser atau endapan salju.

Meskipun air pada dasarnya memiliki siklus pembaharuan alami, sayangnya banyak daerah-daerah yang tidak dapat lagi menyimpan air dengan jumlah dan kualitas yang mencukupi. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan akan air bersih dan menurunnya cadangan air. Meningkatnya kebutuhan akan air bersih di seluruh dunia tak lepas dari pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya standard hidup. Sementara pencemaran lingkungan dan perubahan iklim ikut menyebabkan menurunnya cadangan air bersih bumi.

Pertanian sangat mutlak membutuhkan air tawar yang berasal dari berbagai sumber. Di berbagai daerah di Indonesia, irigasi pertanian umumnya didapatkan dari sumber air tawar berupa sungai, sumur, danau, waduk, mata air pegunungan dan di daerah perkotaan juga menggunakan air bersih dari jaringan pipa air PDAM. Semua sumber air irigasi ini saat ini terancam kekurangan karena juga dibutuhkan oleh masyarakat untuk kehidupan dan industri.

Konflik Kekurangan Air Tawar di Dunia Saat Ini

Pada beberapa daerah di dunia, kekurangan air bahkan menjadi penyebab konflik. Di Asia Tengah misalnya, menurunnya kesehatan akibat buruknya kualitas air telah menyebabkan kerusuhan sosial. Di daerah Kenya Utara dan Darfur terjadi bentrok antara para petani dan kaum nomaden akibat perebutan sumber air.

Di Chili, pertanian Avokado (Alpukat) yang dilakukan secara monokultur telah menyebabkan kekeringan sungai dan sumber air lainnya bagi penduduk sekitar. Perlu diketahui bahwa tanaman alpukat adalah salah satu jenis tanaman yang membutuhkan air sangat besar. Dibutuhkan 320 Liter air tanah atau air permukaan segar untuk memproduksi buah pada 1 pohon alpukat yang menjadi komoditas pertanian favorit dunia tersebut. Hal ini telah mengakibatkan persaingan sengit perebutan air antara petani dengan masyarakat yang mencuat hingga ke pemerintahan setempat. Hal serupa juga telah terjadi pada pertanian blueberry di Peru.

Resep Vitamin Alami Untuk Budidaya Belut

Sobat Agrowira, terdapat resep rahasia bagi pembudidaya belut untuk mempercepat pertumbuhan sekaligus menyehatkan belut budidaya. Selama pemeliharaan belut, pemberian vitamin bermanfaat untuk meningkatkan ketahanan belut terhadap serangan penyakit, mempercepat proses penyembuhan belut yang sakit, mempercepat pertumbuhan, menambah nafsu makan dan menetralisir sisa pakan. Berdasarkan pengalaman beberapa pembudidaya belut di daerah Jawa Tengah, pemberian vitamin alami dapat mempempercepat masa panen 2-3 bulan dari waktu normalnya selama kurang lebih 6 bulan.

Formula Vitamin Alami Untuk Belut

Bahan Utama

50 gram kencur

50 gram jahe

50 gram kunyit

50 gram lengkuas

50 gram bawang putih

8 lembar daun sirih

150 gram temulawak

Bahan Pencampur

5 tutup botol EM4 Perikanan

1 gelas kecil molase / tetes tebu (atau bisa diganti dengan campuran 2 sdm gula dengan 250 mL air)

1 Liter air bersih

Cara Membuat

  1. Haluskan semua bahan utama menggunakan blender
  2. Campurkan semua bahan pencampur, aduk rata
  3. Campurkan bahan utama yang sudah dihaluskan dengan bahan pencampur di dalam wadah (gunakan botol atau ember yang memiliki penutup), aduk rata
  4. Tutup wadah hingga rapat, lalu diamkan selama 4-6 hari. Selama proses pembuatan, vitamin alami ini tidak boleh tersentuh tangan atau terkena air hujan, karena dapat menyebabkan prosesnya gagal.
Bioaktivator EM4

Vitamin yang diberikan kepada belut dapat dibuat sendiri oleh pembudidaya dengan memanfaatkan bahan alami. Pemberian vitamin ini setiap seminggu sekali dan sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Pada saat memberikan vitamin, air di kolam pemeliharaan tidak dialirkan selama 2-3 jam.

Dosis yang diberikan harus disesuaikan dengan volume kolam. Jika pemeliharaan belut dilakukan di kolam tong, dosis yang diberikan sebanyak 1/2 sendok makan yang dilarutkan dalam 1 liter air. Untuk kolam berukuran 5x5x1 meter, dosis vitamin yang diberikan sebanyak 10 sendok makan yang dilarutkan dalam 10 liter air.

5 Tips Mengantisipasi Risiko Gagal Panen dan Kerugian Budidaya Cabai. Apa saja?

Gagal panen merupakan kerugian secara keseluruhan dari suatu kegiatan budidaya pertanian, sehingga hal tersebut sangat ditakutkan oleh petani. Kegagalan panen dapat disebabkan oleh beberapa sebab yaitu:

  1. Serangan Hama dan Penyakit
  2. Pengaruh Musim
  3. Bencana Alam seperti debu vulkanik, banjir dan tanah longsor
  4. Perubahan pasar
  5. Gangguan keamanan seperti pencurian dan pengrusakan

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari resiko gagal panen maupun resiko kerugian dalam budidaya pertanian cabai:

Bertanam Pada Waktu yang Tepat

Dalam kegiatan budidaya cabai, waktu tanam merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dengan baik, hal ini terkait dengan kapan waktu tanam dan kapan waktu panen yang tepat. Harga cabai pada saat masa panen menjadi pertimbangan untuk memprediksi nilai keuntungan yang akan diperoleh. Petani harus bisa memprediksi harga pada saat panen walaupun harga cabai cenderung flutuatif.

Oleh sebab itulah, petani harus memahami varietas cabai yang akan digunakan sebagai tanaman budidaya, karena beberapa varietas memiliki karakteristiknya sendiri yang meliputi tingkat produktivitas, kemampuan adaptasi, juga tingkat ketahanannya terhadap berbagai macam hama dan penyakit.

Gunakan Varietas Unggul

Bibit tanaman cabai harus dipilih berdasarkan sifat unggulnya terhadap waktu tanam (musim kemarau atau musim penghujan), tingkat produksi, hingga ketahanannya terhadap serangan hama dan penyakit.

Saat ini telah banyak tersedia bibit-bibit cabai hibrida yang diproduksi oleh pabrik dengan kualitas yang cukup baik. Pemilihan varietas cabai yang tepat akan mengoptimalkan proses budidaya maupun hasil produksi.

Terdapat beberapa varietas cabai dengan karakteristik yang beragam, ada yang memiliki keunggulan pada saat musim penghujan, tahan terhadap serangan penyakit, serta memiliki produksi yang maksimal. Sebaliknya ada pula varietas yang memiliki keunggulan pada saat musim kemarau seperti tahan kekeringan dan lain sebagainya. Oleh karena itu perlu dilakukan pemilihan jenis bibit cabai rawit yang sesuai dengan musim tanam.

Tanaman Cabai yang Terserang Penyakit Virus Mozaik Sangat Sulit Disembuhkan dan Dapat Berpengaruh Pada Turunnya Potensi Hasil Panen

Pilih Lokasi Budidaya yang Tepat

Budidaya tanaman cabai sebaiknya dilakukan pada lokasi yang tepat, yaitu lokasi yang tanahnya mengandung unsur hara yang tinggi, iklim yang mendukung seperti daerah pegunungan yang umumnya memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Tanaman cabai yang ditanam di areal persawahan dengan curah hujan yang tinggi, jika tidak memiliki sistem drainase yang baik maka akan membuat lahan tanam menjadi terlalu basah. Akibatnya unsur hara menjadi mudah larut serta mudah memicu berkembangnya berbagai macam penyakit.

Oleh sebab itu budidaya cabai di lahan persawahan membutuhkan perawatan yang intensif. Sedangkan budidaya di daerah pesisir yang kurang subur memerlukan pupuk yang lebih banyak serta perawatan yang lebih intensif. Tanaman cabai rawit yang tumbuh pada lahan yang kurang subur akan tumbuh tidak optimal serta hasil panennya rendah.

Faktor keamanan dilingkungan sekitar pertanian juga perlu diperhatikan sebab resiko pencurian dan pengrusakan tanaman disaat harga pasaran cabai melambung tinggi sering terjadi diberbagai wilayah di Indonesia. Berkoordinasi dengan pemerintah desa dan keamanan setempat adalah salah satu pilihan yang bijaksana sebelum melakukan usaha budidaya cabai dalam skala yang lebih luas.

Gunakan Teknik Budidaya yang Baik dan Benar (Good Agricultural Practices/ GAP)

Budidaya cabai dengan teknik yang tepat akan sebanding dengan hasil yang baik pula. Beberapa keuntungan dapat diperoleh dengan budidaya tanaman cabai secara intensif, antara lain:

  • Peningkatan produksi sehingga petani mampu memenuhi permintaan pasar baik skala nasional maupun untuk komoditi ekspor
  • Peningkatan pemanfaatan sumber daya lahan
  • Peningkatan pemanfaatan tenaga kerja
  • Peningkatan sarana yang mendukung seperti penyediaan pupuk, obat-obatan serta kebutuhan budidaya lainnya

Tanaman cabai juga dapat ditanam secara tumpang sari dengan tanaman sayur lainnya, namun begitu, hasilnya akan kurang optimal mengingat tanaman cabai akan berebut zat zat makanan dengan tanaman tumpangsari jika ketersediaan unsur hara dalam tanah kurang. Oleh sebab itu pastika ketersediaan hara tanah selalu mencukupi jika dilakukan dengan sistem tumpang sari.

Sistem pertanian tumpang sari umumnya dilakukan oleh petani di daerah pegunungan karena tanahnya memiliki tingkat kesuburan yang tinggi.

Budidaya Cabai Merah Besar dengan sistem tumpang sari tanaman Kubis di Tumpang, Kabupaten Malang (Dokumentasi 2015)

Perawatan Tanaman Secara Intensif

Tanaman cabai akan menghasilkan panen yang maksimal jika dirawat secara intensif. Sebaliknya tanaman yang tidak dirawat akan menunjukkan pertumbuhan yang tidak optimal serta hasil produksinya menjadi rendah. Perawatan tanaman meliputi:

  • Pemberian pupuk secara tepat dan teratur baik pupuk kandang maupun pupuk kimia (Urea, TSP, KCL) serta pupuk mikro lainnya
  • Pengendalian hama dan penyakit secara tepat
  • Pembersihan gulma secara rutin terutama pada musim hujan
  • Penyiraman secara teratur sesuai kebutuhan

Nah Sobat Agrowira, berikut tadi adalah 5 tips mengantisipasi resiki gagal panen dan kerugian pada budidaya cabai.

Step by Step Cara Budidaya Cabai di Kebun

Sobat Agrowira, budidaya cabai di kebun memerlukan keterampilan dan teknik yang tepat untuk menghasilkan panen cabai yang berkualitas dan menguntungkan. Dalam video tutorial berikut ini membahas secara detail langkah step by step cara membuka lahan budidaya cabai di kebun sesuai kaidah Good Agriculture Practice (GAP) Budidaya Cabai. Simak videonya dan jangan lupa untuk klik like, share dan subscribe channelnya ya!

Budidaya dan Pasca Panen Tanaman Serai Wangi

Tanaman sereh merupakan tanaman herbal yang relatif umum dijumpai ditanam di pekarangan rumah atau kebun-kebun. Tanaman ini banyak digunakan dalam masakan Indonesia juga. Demikian pula umum ditemukan sebagai salah satu bahan pada makanan dan minuman di Asia. Dalam industri spa dan aroma terapi, minyak tanaman sereh telah banyak digunakan sebagai minyak pijat. Minyak aromatik yang dihasilkan dari tanaman sereh digunakan untuk dupa atau lilin aromatik. Selain penggunaan tersebut, beberapa penelitian terhadap manfaat minyak sereh juga menunjukkan bahwa adanya manfaat sebagai pestisida dan pengawet. Aplikasi ekstrak sereh menurut beberapa penelitian yang dapat bekerja sebagai pembasmi ulat.

Aspek manfaat terhadap lingkungan dari tanaman sereh tidak dapat dianggap remeh. Tanaman sereh dapat hidup dalam kondisi ekstrim seperti tanah yang miskin hara, tanah basa, lereng terjal, dan hutan yang terdegradasi. Akarnya mampu menahan tanah sehingga banyak direkomendasikan sebagai tanaman pencegah erosi. Tanaman ini termasuk dalam daftar klasifikasi tanaman pelindung tanah atau tanaman konservasi lahan.

Morfologi Tanaman Serai Wangi

Tanaman sereh atau sering juga disebut sereh wangi, sereh dapur; merupakan keluarga Gramineae. Nama botani untuk sereh adalah Cymbopogon citratus (DC.) Stapf. Tanaman sereh yang banyak dijumpai di Indonesia adalah dari species yang dikenal sebagai West Indian Lemongrass. Cymbopogon citratus (DC.) Stapf. diperkirakan merupakan tanaman asli di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Tanaman ini banyak dibudidayakan di Indonesia, juga di India bagian selatan, Srilangka, dan Malaysia.

Cymbopogon citratus adalah tanaman menahun dengan tinggi antara 50 – 100 cm. Memiliki daun tunggal berjumbai yang dapat mencapai panjang daun hingga 1 m dan lebar antara 1,5 – 2 cm. Tulang daun sejajar dengan tekstur permukaan daun bagian bawah yang agak kasar. Batang tidak berkayu dan berwarna putih keunguan. Memiliki perakaran serabut. Tanaman ini tumbuh berumpun.

Sereh termasuk jenis tanaman perenial yang tumbuh dengan cepat (fast growing). Tinggi tanaman dewasa dapat mencapai sekitar 1 meter. Tanaman tropis ini dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu antara 10 hingga 33 0C dengan sinar matahari yang cukup. Pertumbuhan tanaman yang baik dapat dipereoleh pada daerah dengan curah hujan berkisar antara 700 – 3000 mm dengan hari hujan tersebar cukup merata sepanjang tahun. Tanaman sereh dari species Cymbopogon citratus dapat tumbuh dengan optimal hingga ketinggian 1000 meter dpl. Penanaman pada tanah dengan pH antara 5 – 7 dan memiliki drainase yang baik merupakan kondisi yang cukup ideal bagi sereh.

Persiapan Lahan Budidaya Serai Wangi

Lahan diolah melalui tahap-tahapan sebagai berikut:

  • Mencangkul lahan untuk mendapatkan tekstur tanah yang baik.
  • Membuat guludan selebar 120 cm dan tinggi sekitar 30 – 40 cm (Gambar 2).
  • Arah guludan sebaiknya memanjang timur-barat jika memungkinkan.
  • Pemberian pupuk kandang pada awal masa tanam sebanyak 8 – 10 kg per bedeng guludan
  • Penutupan bedeng guludan menggunakan mulsa plastik dua sisi (hitam dan perak) dengan sisi perak menghadap ke luar (Gambar 4).
  • Melubangi mulsa plastik untuk lubang tanam dengan diameter lubang + 15 cm.

Penanaman Bibit Serai Wangi

Tanaman sereh yang ditanam dapat langsung menggunakan rumpun sereh dari species Cymbopogon citratus (DC.) Stapf. yang dikenal di Indonesia sebagai sereh dari India barat. Bibit yang ditanam berupa stek anakan yang didapat dengan cara memecah rumpun yang berukuran besar. Tanaman yang akan distek dipotong daunnya hingga sekitar 3- 5 cm dari pelepah daun. Demikian pula dengan akar, dikurangi dengan pemotongan hingga menyisakan sekitar 2,5 cm di bawah leher akar.

Penyulaman tanaman sereh dapat dilakukan sekitar 2 – 3 minggu setelah tanam pada saat dilakukan pengontrolan kondisi tanaman. Tanaman yang tumbuh kurang sempurna atau layu dapat disulam dengan stek tanaman yang baru untuk menjaga hasil produksi nanti.

Pemupukan Serai Wangi

Pemberian pupuk yang baik adalah disesuaikan dengan kondisi tanah tempat budidaya tanaman sereh. Namun secara umum panduan untuk pemupukan budidaya tanaman sereh adalah sekitar 150 – 300 kg urea, 25 – 50 kg TSP, 125 – 250 kg KCl per hektar yang diaplikasikan sekali setahun.

Irigasi

Tanaman sereh species Cymbopogon citratus relatif tahan kering . Dengan curah hujan sekitar 3000 mm/tahun untuk kabupaten Tabanan (BPS Prov.Bali, 2010) maka irigasi tidak menjadi masalah untuk budidaya sereh di wilayah tersebut. Tanaman cukup mengandalkan air hujan. Kecuali dalam kondisi iklim yang ekstrem

tanpa hujan maka dapat dilakukan penyiraman secukupnya untuk menjaga  tanaman tetap tumbuh dengan normal. Sereh dapat tumbuh cukup optimal di daerah-daerah lahan kering dengan curah hujan per tahun antara 700 hingga 3000 mm.

Pembersihan Gulma dan Pengendalian Hama

Pembersihan gulma cukup dilakukan secara manual. Umumnya hanya dilakukan 2 sampai 3 kali dalam satu tahun. Terutama pada permulaan musim hujan dan akhir musim hujan saat gulma tumbuh dengan subur. Cara ini memungkinkan budidaya tanaman sereh yang ramah lingkungan karena tidak menggunakan zat kimia dalam pemberantasan gulma. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan metode ramah lingkungan pula. Sebagai contoh, apabila terdapat serangan ulat pada batang bawah sereh maka rumpun yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan. Serangan hama cacing tanah dapat diatasi dengan melapisi guludan dengan plastik selama beberapa hari sehingga efek panas yang terjadi dapat membunuh hama cacing ini. Pengendalian hama cacing juga dapat dilakukan dengan menanam tanaman kemitir/gumitir/kenikir (Tagetes sp.) yang dapat mengontrol keberadaan cacing tanah.

Tanaman Sereh di Candikuning, Baturiti – Tabanan

Panen dan Pasca Panen

Panen pertama tanaman sereh dapat dilakukan sekitar 6 bulan setelah waktu tanam. Selanjutnya bila tanaman sudah memasuki umur produktif maka dapat dilakukan panen setiap 3 – 4 bulan sekali.

Tanaman yang telah siap panen memiliki ciri fisik jumlah daun tua 6 – 8 lembar pada setiap rumpunnya. Biasanya memiliki daun warna hijau tua. Apabila daun diremas, maka akan tercium aroma wangi yang kuat.

Tanaman sereh dipanen dengan cara memangkas tanaman secara manual. Pemangkasan dilakukan dengan menyisakan 2 – 3 cm dari pangkal daun. Pemangkasan yang terlalu pendek dapat menghambat pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Sebaiknya panen dilakukan pada pagi hari dan cuaca cerah untuk mempertahankan kandungan minyak esensial pada tanaman. Kandungan minyak paling optimal terdapat pada bagian daun.

Daun Serai Wangi Dalam Proses Pengeringan Selama 2-3 Hari

Minyak atsiri dari daun sereh merupakan produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Beberapa manfaat produk olahan dari minyak atsiri sereh cukup beragam, diantaranya untuk kosmetik, farmakologi, anti bakteri, maupun anti serangga. Untuk memperoleh minyak sereh dalam jumlah maksimal, kualitas atsiri yang optimal, serta biaya produksi atsiri yang ekonomis, daun yang telah dipanen perlu untuk dikeringkan. Proses pengeringan daun yang baik adalah dengan kering angin dan menghindari sinar matahari untuk memperoleh kualitas minyak atsiri yang baik. Daun sereh perlu dibolak-balik secara kontinyu selama proses pengeringan yang membutuhkan waktu sekitar 2 – 3 hari untuk memperoleh kondisi kering daun yang merata dan optimal.

Proses Penyulingan Daun Seerai Wangi Dengan Ketel Uap

Daun yang telah kering selanjutnya dapat diambil minyaknya dengan alat penyuling. Untuk memudahkan proses penyulingan dan mengoptimalkan perolehan minyak, daun yang telah kering dapat dicacah terlebih dahulu seblum dimasukkan ke dalam ketel penyulingan. Tujuan dari pencacahan ini adalah untuk mengoptimalkan pengisian ketel penyulingan sehingga dapat menghemat pemakaian bahan bakar yang diperlukan dalam proses ini. Selama proses penyulingan ini, uap air dan minyak sereh akan terpisah karena perbedaan berat jenis. Uap minyak sereh yang lebih ringan akan mengalir ke bagian atas tabung pemisah dan selanjutnya diembunkan untuk ditampung dalam botol.

Meningkatkan Produksi Jahe Dengan Aplikasi ZPT Hormon Giberelin

Ada beberapa cara untuk meningkatkan hasil produksi rimpang jahe, salah satunya adalah dengan aplikasi hormon tanaman atau ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) tanaman. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mencari hormon yang sesuai untuk meningkatkan produksititas rimpang. Hormon tanaman yang sudah terbukti bisa meningkatkan produksi rimpang jahe adalah hormon giberelin yang disemprotkan dengan konsentrasi sangat tinggi (150 ppm). Hasil penelitian Sengupta et al. (2008) aplikasi giberelin bisa meningkatkan produksi rimpang jahe hingga 50% daripada rimpang jahe yang tidak diberi perlakuan giberelin. Dalam literaturnya Sengupta et al (2008) itu disebutkan jika produksi rimpang jehe yang diberi aplikasi giberelin mencapai 69,86 ton/ha, sedangkan yang tidak menggunakan giberelin hanya 45,60 ton/ha. Berikut ini cara praktis aplikasi giberelin untuk meningkatkan produksi rimpang jahe. Perlu Diperhatikan bahwa aplikasi hormon giberelin harus dibarengi dengan ketersediaan hara/pupuk di dalam media tanam jahe. Produksi rimpang yang tinggi membutuhkan ketersediaan hara yang tinggi juga, salah satunya dengan aplikasi pupuk organik cair (POC).

Aplikasi Hormon Giberelin Dapat Meningkatkan Bobot Rimpang Jahe

Cara Membuat Larutan Stok Hormon Giberelin

Hormon Giberelin (GA3) dapat dibeli ditoko-toko pertanian atau kimia pertanian. Untuk hormon yang berbentuk serbuk, cara persiapannya sebagai berikut:

  1. Masukkan 1 gr serbuk hormon giberelin ke dalam gelas kaca atau jika ada gelas beker atau erlenmeyer 1000ml.
  2. Tambahkan 10 ml ethanol absolut (>95%) dan diaduk hingga larutan hormon larut. Jika hormon belum larut, tambahkan sedikit demi sedikit etanol hingga semua hormon terlarut sempurna.
  3. Tambahkan air hingga volumenya mencapai 1000 ml atau 1 L. Aduk hingga semua hormon tercampur merata.
  4. Untuk pembuatan larutan yang lebih banyak, volume etanol dan air yang digunakan dikalikan dengan berat (gr) hormon yang akan dilarutkan.
  5. Masukkan larutan hormon ke dalam botol. Larutan hormon siap diaplikasikan ke tanaman jahe. Botol disimpan di tempat yang sejuk, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung.

Aplikasi Hormon Giberelin Pada Jahe

  1. Ambil 150ml larutan hormon giberelin yang sudah dibuat sebelumnya.
  2. Tambahkan dengan air bersih sebanyak 850ml hingga volumenya 1 liter.
  3. Larutan diaduk hingga tercampur merata.
  4. Larutan hormon giberelin siap disemprotkan ke tanaman.
  5. Untuk volume yang lebih banyak, kalikan volume di atas dengan volume yang diinginkan. Misal, untuk satu tangki semprot 14L, volume larutan stok hormon yang diperlukan adalah 150ml x 14 = 2,1 L.
  6. Satu rumpun jahe memerlukan kurang lebih 15-20 ml larutan hormon. Satu tangki 14L cukup untuk menyemprot 700 rumpun jahe.

Aplikasi hormon giberelin diberikan dua kali saja, yaitu pada tanaman jahe usia 90 hst dan 120 hst atau pada awal fase percabangan tiga dan fase pembesaran rimpang.

Cara Mudah Menanam Cabai Rawit di Kebun

Sobat Agrowira, menanam cabe rawit itu menyenangkan sekaligus menguntungkan lho!. Cabe rawit adalah satu tanaman primadona petani yang menguntungkan untuk ditanam karena permintaan pasar yang tinggi serta harga pasar yang cukup baik dengan kecenderungan naik setiap tahunnya.

Cabe rawit adalah salah satu jenis cabe yang populer di Indonesia karena kepedasannya yang menggigit dan dapat digunakan sebagai bumbu pelengkap dalam banyak masakan. Menanam cabe rawit di kebun bisa menjadi bisnis sekaligus hobi yang menyenangkan dan menguntungkan. Meskipun Anda mungkin tidak memiliki pengalaman dalam berkebun, berikut adalah panduan langkah demi langkah tentang cara menanam cabe rawit yang mudah di kebun Anda.

Langkah 1: Persiapan Lahan

Sebelum Anda mulai menanam cabe rawit, pastikan Anda memiliki lahan yang cukup terbuka dan terkena sinar matahari penuh. Cabe rawit memerlukan cahaya matahari sepanjang hari untuk tumbuh dengan baik. Bersihkan lahan dari gulma dan bebatuan, dan pastikan tanahnya gembur dan subur.

Cabe rawit sangat baik ditanam di pekarangan terbuka yang mendapat sinar matahari penuh karena ini akan membantu pelebatan buah cabe rawit. Tanaman ini kurang baik jika ditanam didekat naungan, baik itu berupa naungan pohon atau teras dan dinding rumah jadi pastikan area yang akan dibuat menanam bebas dari naungan sinar matahari.

Guludan Tanaman Cabe Rawit

Untuk menanam cabe rawit di kebun, terlebih dahulu digemburkan dengan menggunakan cangkul atau traktor tujuannya untuk menggemburkan dan membalik tanah sehingga mempermudah akar tanaman cabe rawit untuk tumbuh dan berkembang. Tanah yang telah diolah kemudian dibentuk guludan / bedengan, hal ini berfungsi sebagai pemisah areal tanaman dengan jalan akses petani serta untuk memperbaiki drainase kebun. Bedengan dibentuk dengan arah membujur ke timur-barat, hal ini bertujuan agar sinar matahari dapat diterima secara merata oleh seluruh tanaman sepanjang hari. Lebar bedengan dibuat berkisar antara 100 – 120 cm, sementara tinggi bedengan dibuat antara 30 -50 cm tergantung musim penanaman. Jika penanaman dilakukan pada musim kemarau, maka tinggi bedengan dibuat antara 30 – 40 cm, sedangkan jika dilakukan pada musim penghujan atau di areal persawahan, maka tinggi bedengan dibuat sekitar 50 – 70 cm, hal ini bertujuan untuk menghindari resiko tanaman tergenang air saat hujan atau banjir.

Ukuran Bedengan Kebun Cabe Rawit

Tanah yang gembur dan subur untuk tanaman cabe rawit adalah salah satu kunci sukses penanaman. Tanaman ini menyukai tanah dengan kondisi pH tanah yang netral namun masih dapat tumbuh pada kondisi pH tanah antara 5-6. Jadi lakukan pengukuran pH tanah setelah selesai menyiapkan guludan / bedengan kebun, sebelum memulai penanaman kemudian lakukan penebaran kapur dolomit untuk menyesuaikan pH tanah yang terlalu asam.

Berikut ini adalah acuan pengapuran tanah pada berbagai kondisi pH tanah kebun:

NopH TanahKebutuhan Kapur Dolomit (ton/hektar)
14,010,24
24,19,76
34,29,28
44,38,82
54,48,34
64,57,87
74,67,39
84,76,91
94,86,45
104,95,98
115,05,49
125,15,02
135,24,54
145,34,08
155,43,60
165,53,12
175,62,65
185,72,17
195,81,69
205,91,23
216,00,75
Tabel 1. Acuan Aplikasi Pengapuran Lahan Kebun Cabe Rawit

Setelah penyesuaian pH tanah pada bedengan selesai, selanjutnya lakukan pemberian pupuk dasar. Pupuk yang dapat diberikan adalah pupuk kimia atau pupuk organik, maupun kombinasi keduanya. Berikut ini anjuran kombinasi pemupukan dasar untuk cabe rawit. Anda dapat menggunakan Pupuk Kandang sebanyak 25 – 30 ton per hektar (sesuaikan jumlahnya untuk lahan dibawah 1 hektar).

Perlu diingat bahwa pupuk kandang yang diaplikasikan haruslah pupuk yang sudah matang yaitu sudah tidak berbau dan berfermentasi karena pupuk kandang yang masih belum matang akan mengakibatkan tanaman terjangkit bakteri yang dapat merusak tanaman serta pupuk kandang yang masih berfermentasi dapat mengakibatkan panas yang menghambat perakaran tanaman.

Langkah 2: Pemilihan Varietas

Pilih varietas cabe rawit yang sesuai dengan preferensi Anda. Ada banyak jenis cabe rawit dengan berbagai tingkat kepedasan dan warna yang berbeda. Varietas yang umum termasuk cabe rawit merah, hijau, kuning, atau bahkan ungu. Pertimbangkan juga tingkat kepedasan yang Anda inginkan.

Langkah 3: Persiapan Bibit

Ada dua cara yang umum digunakan untuk menyiapkan bibit cabe rawit: dari biji atau dengan menggunakan potongan cabang. Jika Anda memilih biji, Anda dapat membeli bibit cabe rawit di toko perkebunan atau menyimpan biji dari cabe rawit yang sudah matang. Namun, jika Anda ingin hasil yang lebih cepat, gunakan potongan cabang yang sudah memiliki akar.

Langkah 4: Penanaman

  • Dari Biji: Jika Anda memulai dengan biji, taburkan biji cabe rawit ke dalam pot berukuran sedang yang berisi campuran tanah dan pupuk organik. Tutup biji dengan lapisan tipis tanah dan semprotkan air untuk menjaga kelembaban. Letakkan pot di tempat yang terkena sinar matahari penuh dan pastikan tanah tetap lembab.
  • Dari Potongan Cabang: Jika Anda menggunakan potongan cabang, cukup letakkan potongan tersebut di tanah dengan kedalaman sekitar 2-3 cm. Pastikan potongan tersebut sudah memiliki akar sebelum menanamnya.

Langkah 5: Perawatan

  • Pemupukan: Beri pupuk organik atau pupuk kandang secara berkala untuk memastikan tanaman cabe rawit mendapatkan nutrisi yang cukup.
  • Pengairan: Cabe rawit membutuhkan penyiraman teratur, terutama pada musim kemarau. Jaga kelembaban tanah tetap konsisten, tetapi hindari tanah yang terlalu basah.
  • Pemangkasan: Pemangkasan cabang-cabang yang tua atau rusak akan membantu pertumbuhan tanaman yang lebih baik.

Langkah 6: Perlindungan dari Hama dan Penyakit

Cabe rawit rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Gunakan insektisida organik atau neem oil untuk melindungi tanaman Anda dari hama seperti ulat dan kutu. Juga, pastikan tanah dan tanaman tetap bersih untuk mencegah pertumbuhan jamur dan penyakit.

Langkah 7: Panen

Cabe rawit biasanya bisa dipanen setelah 2-3 bulan penanaman, tergantung pada varietasnya. Panen cabe rawit ketika buah sudah mencapai ukuran yang diinginkan dan warnanya telah matang. Anda dapat menggunakan gunting taman untuk memotong cabang-cabang yang berbuah.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat menanam cabe rawit dengan mudah dan murah di kebun pekarangan Anda sendiri. Selamat menikmati panen cabe rawit segar untuk digunakan dalam berbagai hidangan yang lezat!

Verified by MonsterInsights