AGROWIRA

Loading

5 Tips Mengantisipasi Risiko Gagal Panen dan Kerugian Budidaya Cabai. Apa saja?

5 Tips Mengantisipasi Risiko Gagal Panen dan Kerugian Budidaya Cabai. Apa saja?

Gagal panen merupakan kerugian secara keseluruhan dari suatu kegiatan budidaya pertanian, sehingga hal tersebut sangat ditakutkan oleh petani. Kegagalan panen dapat disebabkan oleh beberapa sebab yaitu:

  1. Serangan Hama dan Penyakit
  2. Pengaruh Musim
  3. Bencana Alam seperti debu vulkanik, banjir dan tanah longsor
  4. Perubahan pasar
  5. Gangguan keamanan seperti pencurian dan pengrusakan

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari resiko gagal panen maupun resiko kerugian dalam budidaya pertanian cabai:

Bertanam Pada Waktu yang Tepat

Dalam kegiatan budidaya cabai, waktu tanam merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dengan baik, hal ini terkait dengan kapan waktu tanam dan kapan waktu panen yang tepat. Harga cabai pada saat masa panen menjadi pertimbangan untuk memprediksi nilai keuntungan yang akan diperoleh. Petani harus bisa memprediksi harga pada saat panen walaupun harga cabai cenderung flutuatif.

Oleh sebab itulah, petani harus memahami varietas cabai yang akan digunakan sebagai tanaman budidaya, karena beberapa varietas memiliki karakteristiknya sendiri yang meliputi tingkat produktivitas, kemampuan adaptasi, juga tingkat ketahanannya terhadap berbagai macam hama dan penyakit.

Gunakan Varietas Unggul

Bibit tanaman cabai harus dipilih berdasarkan sifat unggulnya terhadap waktu tanam (musim kemarau atau musim penghujan), tingkat produksi, hingga ketahanannya terhadap serangan hama dan penyakit.

Saat ini telah banyak tersedia bibit-bibit cabai hibrida yang diproduksi oleh pabrik dengan kualitas yang cukup baik. Pemilihan varietas cabai yang tepat akan mengoptimalkan proses budidaya maupun hasil produksi.

Terdapat beberapa varietas cabai dengan karakteristik yang beragam, ada yang memiliki keunggulan pada saat musim penghujan, tahan terhadap serangan penyakit, serta memiliki produksi yang maksimal. Sebaliknya ada pula varietas yang memiliki keunggulan pada saat musim kemarau seperti tahan kekeringan dan lain sebagainya. Oleh karena itu perlu dilakukan pemilihan jenis bibit cabai rawit yang sesuai dengan musim tanam.

Tanaman Cabai yang Terserang Penyakit Virus Mozaik Sangat Sulit Disembuhkan dan Dapat Berpengaruh Pada Turunnya Potensi Hasil Panen

Pilih Lokasi Budidaya yang Tepat

Budidaya tanaman cabai sebaiknya dilakukan pada lokasi yang tepat, yaitu lokasi yang tanahnya mengandung unsur hara yang tinggi, iklim yang mendukung seperti daerah pegunungan yang umumnya memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Tanaman cabai yang ditanam di areal persawahan dengan curah hujan yang tinggi, jika tidak memiliki sistem drainase yang baik maka akan membuat lahan tanam menjadi terlalu basah. Akibatnya unsur hara menjadi mudah larut serta mudah memicu berkembangnya berbagai macam penyakit.

Oleh sebab itu budidaya cabai di lahan persawahan membutuhkan perawatan yang intensif. Sedangkan budidaya di daerah pesisir yang kurang subur memerlukan pupuk yang lebih banyak serta perawatan yang lebih intensif. Tanaman cabai rawit yang tumbuh pada lahan yang kurang subur akan tumbuh tidak optimal serta hasil panennya rendah.

Faktor keamanan dilingkungan sekitar pertanian juga perlu diperhatikan sebab resiko pencurian dan pengrusakan tanaman disaat harga pasaran cabai melambung tinggi sering terjadi diberbagai wilayah di Indonesia. Berkoordinasi dengan pemerintah desa dan keamanan setempat adalah salah satu pilihan yang bijaksana sebelum melakukan usaha budidaya cabai dalam skala yang lebih luas.

Gunakan Teknik Budidaya yang Baik dan Benar (Good Agricultural Practices/ GAP)

Budidaya cabai dengan teknik yang tepat akan sebanding dengan hasil yang baik pula. Beberapa keuntungan dapat diperoleh dengan budidaya tanaman cabai secara intensif, antara lain:

  • Peningkatan produksi sehingga petani mampu memenuhi permintaan pasar baik skala nasional maupun untuk komoditi ekspor
  • Peningkatan pemanfaatan sumber daya lahan
  • Peningkatan pemanfaatan tenaga kerja
  • Peningkatan sarana yang mendukung seperti penyediaan pupuk, obat-obatan serta kebutuhan budidaya lainnya

Tanaman cabai juga dapat ditanam secara tumpang sari dengan tanaman sayur lainnya, namun begitu, hasilnya akan kurang optimal mengingat tanaman cabai akan berebut zat zat makanan dengan tanaman tumpangsari jika ketersediaan unsur hara dalam tanah kurang. Oleh sebab itu pastika ketersediaan hara tanah selalu mencukupi jika dilakukan dengan sistem tumpang sari.

Sistem pertanian tumpang sari umumnya dilakukan oleh petani di daerah pegunungan karena tanahnya memiliki tingkat kesuburan yang tinggi.

Budidaya Cabai Merah Besar dengan sistem tumpang sari tanaman Kubis di Tumpang, Kabupaten Malang (Dokumentasi 2015)

Perawatan Tanaman Secara Intensif

Tanaman cabai akan menghasilkan panen yang maksimal jika dirawat secara intensif. Sebaliknya tanaman yang tidak dirawat akan menunjukkan pertumbuhan yang tidak optimal serta hasil produksinya menjadi rendah. Perawatan tanaman meliputi:

  • Pemberian pupuk secara tepat dan teratur baik pupuk kandang maupun pupuk kimia (Urea, TSP, KCL) serta pupuk mikro lainnya
  • Pengendalian hama dan penyakit secara tepat
  • Pembersihan gulma secara rutin terutama pada musim hujan
  • Penyiraman secara teratur sesuai kebutuhan

Nah Sobat Agrowira, berikut tadi adalah 5 tips mengantisipasi resiki gagal panen dan kerugian pada budidaya cabai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights